SUBANG | KARAWANGSPORT.COM – Puluhan atlet tunarungu bersama orang tua mereka dari berbagai daerah, seperti Bandung, Bekasi, dan Bogor, beramai-ramai mendatangi Lemburan Pakuan Subang di Jalan Sukadana, Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (4/10/2025).
Kedatangan mereka merupakan tindak lanjut dari pengaduan yang telah disampaikan kepada Gubernur Jawa Barat melalui staf, Dedi Mulyadi (KDM), pada September lalu. Namun hingga kini, para atlet dan orang tua mengaku belum menerima tanggapan ataupun solusi atas persoalan yang mereka hadapi.
Permasalahan bermula dari perselisihan antara dua lembaga pembina atlet tunarungu, yakni Patrin dan Porturin, yang berdampak langsung terhadap nasib para atlet. Akibat konflik internal tersebut, sejumlah atlet tunarungu terancam tidak dapat mengikuti kejuaraan pada tahun mendatang.
Lebih memprihatinkan lagi, pihak National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) disebut telah mencoret beberapa nama atlet tunarungu dari daftar tanpa alasan yang jelas. Kondisi ini membuat para orang tua merasa kecewa dan khawatir terhadap masa depan anak-anak mereka di dunia olahraga.
Salah satu orang tua atlet, Yuli atau yang akrab disapa Mamah Kaila, menyampaikan rasa kecewanya.
“Kami sudah datang baik-baik dan menyampaikan keluhan sejak awal September, tapi sampai sekarang belum ada kabar apa-apa dari pihak Gubernur. Anak-anak kami semangat latihan, tapi malah dicoret tanpa alasan. Kami cuma minta keadilan dan kepastian,” ujarnya dengan nada kecewa.
Yuli menambahkan, kedatangannya bersama para atlet tunarungu ke Lembur Pakuan bertujuan agar dapat bertemu langsung dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, untuk mencari kejelasan dan solusi atas masalah tersebut.
Hal senada disampaikan oleh Mamah Fuja, orang tua atlet asal Bandung.
“Kasihan anak-anak tunarungu ini, mereka punya semangat luar biasa. Jangan karena masalah antar lembaga, masa depan mereka dikorbankan. Kami berharap Pak Dedi Mulyadi turun langsung melihat kondisi ini,” tegasnya.
Para orang tua dan atlet berharap Pemerintah Provinsi Jawa Barat segera turun tangan memediasi konflik antara kedua lembaga tersebut agar para atlet tunarungu dapat kembali berkompetisi dan mengharumkan nama Jawa Barat di ajang olahraga nasional maupun internasional.
(Jun@)